Oleh : Nurlaela Pujianti
Tanggal Praktikum : 15 April 2011
Tanggal Praktikum : 15 April 2011
Batang 1
(Monokotil dan Dikotil), Batang 2, Batang 3 (anomali)
I.
Tujuan
Praktikum
1.
Mempelajari struktur batang
monokotil melalui pengamatan pada preparat melintang batang Zea mays
2.
Mengamati struktur batang Cucurbita dan mempelajari tipe ikatan
pembuluh bikolateral pada batang Cucurbita
3.
Mengamati pola pertumbuhan
sekunder anomali yang terjadi pada tumbuhan Amaranthus
II.
Rumusan
Pertanyaan Penelitian dan Hipotesis
Rumusan Pertanyaan
Adakah perbedaan anatomi batang pada monokotil dan dikotil?
Hipotesis
Pada
anatomi batang dikotil dan monokotil terdapat perbedaan
III. Teori
Dasar
BATANG I (MONOKOTIL DAN DIKOTIL)
Perbandingan batang dikotil dan monokotil
dengan keberadaan berkas pembuluh. Berkas pembuluh monokotil tersebar diseluruh
jaringan penyokong sehingga tidak ada perbedaan antara korteks dan empulur.
Sedangkan berkas pembuluh dikotil tersusun dalam lingkaran yang membagi
jaringan dasar menjadi daerah-daerah yang berbeda.
Batang jagung merupakan salah satu contoh yang
representatif untuk menggambarkan struktur batang monokotil. Bagian luar batang
jagung ditutupi oleh epidermis yang memiliki stomata. Di bawah epidermis
terdapat seludang sklerenkim yang berfungsi untuk mengokohkan batang. Ikatan
pembuluh letaknya tersebar dan tidak teratur. Pada bagian tepi batang, korteks
dan silinder pusat (stele) tidak dapat dibedakan. Ikatan pembuluh bertipe
kolateral. Floem terdiri dari pembuluh tapis dan sel pengantar, sedangkan xilem
terdiri dari trakhea, traheih, dan parenkim xilem. Di dalam jaringan xilem
terdapat rongga reksigen. Setiap ikatan pembuluh dikelilingi oleh seludang
sklerenkim. Jaringan dasar merupakan bagian terbesar yang mengisi batang.
Batang monokotil biasanya tidak mengalami pertumbuhan
sekunder, penebalan batang biasanya dilakukan oleh meristem penebalan primer.
Pada beberapa monokotil, petumbuhan sekunder dapat terjadi, seperti pada
Dracaena dan Cordyline. Pertumbuhan ini terjadi sebagai aktifitas meristem pada
bagian batang yang letaknya jauh di belakang meristem apeks. Meristem ini
disebut sebagai kambium pembuluh, tetapi sifatnya sangat berbeda dengan
pembuluh pada dikotil.kambium ini menghasilkan ikatan pembuluh sekunder yang
terpisah satu sama lain oleh jaringan parenkim. Ikantan pembuluh yang dibentuk
biasanya bertipe amfiversal.letak ikatan pembuluh sekunder lebih teratur
dibandingkan ikatan pembuluh primer.
Pertumbuhan sekunder terjadi pada tumbuhan
dikotil sebagai aktifitas kambium fasikuler dan kambium intrafasikuler. Aktifitas
kambium ini pada umumnya bersifat bidereksional, ke arah luar menghasilkan
floem sekunder dan ke arah dalam menghailkan xilem sekunder. Di dalam floem
maupun xilem sekunder terdapat berkas-berkas parenkim ke arah radial. Parenkim
ini disebut parenkim jari-jari empulur.
Pada beberapa tumbuhan, reaksi jaringan
sebelumnya terdapat pembentukan jaringan sekunder yang menyebabkan pertambahan
diameter batang tampak jelas. Pada Tilia reaksi terhadap pertumbuhan sekunder
terjadi di daerah floem. Pada daerah ini parenkim jari-jari empulur trampak
melebar. Pelebaran jari-jari empulur seperti ini disebut dilatasi jari-jari
empulur.
BATANG II
Secara anatomi, jaringan pada batang dapat
dibagi menjadi jaringan dermal, jaringan dasar, dan jaringan pembuluh. Epidermis
biasanya terdiri dari satu lapisan sel dan sering kali memiliki stomata dan
trikoma. Sel-sel epidermis ini mampu melebar ke arah tangensial dan mampu
bermitosis. Sifat epidermis seperti ini amat penting untuk merespon apabila
terjadi tekanan sebagai akibat pertumbuhan sekunder, stomata dapat hilang dan
digantikan oleh lentisel. Lentisel merupakan pori yang menghubungkan ruang
antar sel dalam tumbuhan dengan dunia luar setelah epidermis digantikan oleh
periderm. Biasanya lentisel dibentuk di bawah stomata. Felogen pada daerah
lentisel membentuk jaringan pengisi, yaitu jaringan dimana sel-sel tidak
berlekatan satu sama lain. Kadang-kadang terdapat jaringan penutup pada
jaringan pengisi tersebut.
Di epidermis terdapat daerah korteks. Korteks
batang biasanya mengandung jaringan parenkim. Sel-sel parenkim ini biasanya
mengandung banyak kloroplas. Pada korteks juga dapat ditemukan adanya jaringan
kolenkim dan sklerenkim. Kedua jaringan ini biasanya terdapat di bagian luar
korteks. Disebelah bawah korteks terdapat jaringan pembuluh. Batas antara
korteks dan daerah jaringan pembuluh kurang jelas, karena batang tidak memiliki
endodermis sebagaimana pada akar. Pada beberapa tumbuhan, sel-sel parenkim
korteks bagian dalam dapat mengandung pati. Sel-sel ini biasanya disebut
sebagai seludang pati.
Jaringan pembuluh berkembang dari prokambium
yang dapat berpisah satu sama lain atau membentuk silinder prokambium. Jaringan
prokambium ini berdiferensiasi membentuk floem dan xilem primer, sehingga
terbentuklah berkas-berkas ikatan pembuluh atau silinder pembuluh. Xilem
terbentuk secara exarch dan floem secara endarch. Pada tumbuhan dikotil dan
coniferae, jaringan pembuluhh biasanya berbentuk silinder berongga yang
dibatasi oleh korteks di sebelah luar dan empulur di sebelah dalam. Jaringan
pembuluh ini dapar dibagi menjadi bagian-bagian yang masing-masing disebut
berkas ikatan pembuluh (vascular). Dalam setiap berkas ikatan pembuluh terdapat
berkass floem dan berkas xilem.
Berdasarkan susunan berkas floem dan berkas
xilem dalam ikatan pembuluh, berkas ikatan pembuluh pada batang dapat dibedakan
menjadi:
1)
Ikatan pembuluh kolateral, apabila floem
terdapat di sebelah luar xilem. Tipe ikatan pembuluh seperti ini paling sering
ditemukan.
2)
Ikatan pembuluh bikolateral, apabila floem
terdapat di sebelah dalam (floem internal) maupun di sebelah luar (floem
eksternal) xilem. Ditemukan pada famili Silanaccae dan Cucurbitaccae.
3)
Ikatan pembuluh konsentris, apabila salah satu
berkas pembuluh mengelilingi berkas pembuluh yang lainnya. Dapa dibedakan
menjadi ikatan pembuluh amfikribal apabila floem mengelilingi xilem dan ikatan
pembuluh amfivasal apabila silem mengelilingi floem. Ditemukan pada paku dan
beberapa monokotil, seperti dari famili Lilianaceae.
4)
Ikatan pembuluh pada akar tidak mengikuti tipe
diatas, tetapi membentuk ikatan pembuluh seperti ini disebut sebagai ikatan
pembuluh radial.
Oleh karena pada batang terdapat daun, maka
berkas pembuluh pada batang bersimnambungan pada batang dengan berkas ikatan
pembuluh pada daun. Hubungan ini dapat dilihat pada daerah buku, tempat daun
tersebut melekat.
BATANG III (ANOMALI)
Pertumbuhan sekunder batang tidak mengikuti
pola yang umum. Penyimpangan pertumbuhan sekunder ini disebabkan karena
perubahan aktifitas kambium. Bentuk perubahan aktifitas kambium ini cukup
bervariasi. Pada Leptadenia dan Nyctaginaceae suatu seri kambium
pembuluh dibentuk secara berurutan keluar. Setiap kambium yang terbentuk,
berkembang membentuk floem ke arah luar dan xilem ke arah dalam. Floem dan
xilem yang dihasilkan membentuk membentuk ikatan-ikatan pembuluh yang tertanam
dalam jaringan parenkim. Jaringan parenkim ini kadang-kadang disebut juga
sebagai jaringan penghubung (conjunctive tissue) dan dibentuk oleh aktifitas
kambium yang berada di antara ikatan pembuluh. Kambium ini dapat disebut
sebagai kambium intrafasikuler, tetapi keberadaannya terbatas.
Pada beberapa spesies Bignoniacceae dan
Passifloraceae, pertumbuhan sekunder pada awalnya berjalan normal. Setelah
lingkaran kambium terbentuk secara normal, beberapa bagian (daerah) silinder
kambium tersebut mengalami perubahan aktifitas dari bidireksional menjadi
unidireksional. Dengan demikian, dalam silinder kambium tersebut ditemukan
bagian kambium yang membentuk floem ke arah luar dan xilem ke arah dalam
(bidireksional), dan bagian kambium yang hanya membentuk floem ke arah luar
(unidireksional). Sejalan dengan pertambahan diameter batang, bagian kambium
yang aktifitasnya unidireksional bertambah jumlahnya. Karena perubaham
aktifitas kambium yang seperti ini, maka pada penampang melintang akan terlihat
adanya bagian floem yang menjorok ke arah xilem.
IV. Alat dan Bahan
Alat
|
Bahan
|
·
Cutter/silet
·
Kaca objek dan penutup kaca objek
·
Mikroskop cahaya dan/atau mikroskop binokuler
·
Pipet tetes
·
Kamera
|
·
Batang Amaranthus
sp (Bayam)
·
Batang Pinus
sp (Pinus)
·
Preparat awetan batang Zea mays (jagung)
·
Preparat awetan batang Cucurbita sp (mentimun)
·
Air
|
V.
Langkah
Kerja
A.
Kegiatan
1
Pengamatan
pada preparat awetan sayatan melintang batang Zea mays (monokotil).
1. Amati
preparat melintang batang jagung (preparat awetan) dengan menggunakan
mikroskop, mula-mula dengan perbesaran kecil kemudian lanjutkan dengan
perbesaran tinggi.
2. Dalam
perbesaran kecil, amati penyebaran letak ikatan pembuluh, mulai dari bagian
tepi batang hingga ke bagian tengah. Buatlah bagannya dan tunjukkan epidermis,
seludang sklerenkim, ikatan pembuluh kolateral, dan jaringan dasar.
3. Amati
secara ditail satu sekor radial batang dengan perbesaran tinggi. Gambarkan detail
sekor tersebut yang meliputi epidermis, korteks, ikatan pembuluh, rongga
reksigen, seludang sklerenkim dan jaringan dasar. Berikan keterangan lengkap
untuk gambar ditail yang anda buat.
B.
Kegiatan
2
Struktur
batang dan tipe ikatan pembuluh bikolateral pada Cucurbita.
1.
Amati penampang melintang batang Cucurbita (preparat awetan) mula-mula
dengan perbesaran rendah kemudian dilanjutkan dengan perbesaran tinggi.
2.
Buat bagan penampang melintang batang Cucurbita dan tunjukan letak ikatan
pembuluhnya.
3.
Buat pula gambar detail satu sektor batang Cucurbita dengan satu ikatan. Tunjukan pada
gambar tersebut epidermis, korteks, ikatan pembuluh bikolateral, protoxilem,
metaxilem, floem internal, dan kambium pembuluh. Tunjukan pula jaringan/sel-sel
yang membentuk korteks.
C.
Kegiatan
3
1. Buatlah
sayatan melintang batang muda (yang belum mengalami pertumbuhan sekunder) Amaranthus.
2. Amati
dengan mikroskop mula-mula pada perbesaran rendah dilanjutkan dengan perbesaran
tinggi. Amati penyebaran ikatan pembuluhnya.
3. Buat
pula sayatan melintang batang dewasa (yang telah mengalami pertumbuhan
sekunder) dan amati dengan mikroskop.
4. Amati
penyebaran ikatan pembuluh dan bandingkan penyebaran ikatan pembuluh pada
batang muda.
5. Buat
bagan dan gambar detail satu sektor untuk kedua penampang melintang yang anda
amati. Tunjukkan pada gambar tersebut epidermis, korteks, xilem primer dan
sekunder, floem primer dan sekunder, daerah interfasikuler dan empulur
VI. Hasil Pengamatan
A. Kegiatan 1
Hasil
pengamatan
|
Literature
|
Foto
hasil pengamatan
|
|
o Nama preparat :
Preparat Zea mays (jagung)
o Nama Latin : Zea mays
o Nama Indonesia : jagung
o Nama daerah : jagong
o Reagen : air
o Perbesaran 10x40
o Tanggal praktikum : 15 april 2011
|
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Super Divisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Sub Kelas: Commelinidae
Ordo: Poales
Famili: Poaceae
Genus: Zea
Spesies: Zea mays L.
|
||
Penjelasan:
Zea mays merupakan salah satu tumbuhan monokotil,
yang memiliki ciri khas berkas pembuluhnya yaitu tersebar dan biasanya tidak
beraturan atau tersebar. Pada pengamatan terhadap preparat batang Zea mays,
yang dapat teramati adalah ikatan pembuluhnya bertipe kolateral tertutup
dimana floem dan xilem berdampingan dan tidak dibatasi kambium. Teramati pula
bahwa xilem dikelilingi floem membentuk satu ikatan pembuluh
dan ikatan pembuluh tersebut tersebar tidak
beraturan disetiap bagian dalam batang.
|
|||
B. Kegiatan 2
Hasil pengamatan
|
Foto hasil pengamatan
|
o Nama preparat :
preparat Cucurbitaceae
o Nama Latin : Cucurbita sp
o Nama Indonesia : Mentimun
o Nama daerah : bonteng (sunda)
o Reagen : air
o Perbesaran :
o Tanggal praktikum : 15 april 2011
|
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Super Divisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: -
Sub Kelas: -
Ordo: Cucurbitales
Famili: Cucurbitaceae
Genus: Cucurbita
Spesies:Cucurbita sp.
|
Penjelasan:
ikatan pembuluh
pada Cucurbita adalah bikolateral. Seperti kolateral, namun letak
floem disebelah dalam xilem.
|
C.
Kegiatan
3
a.
Bayam (Amaranthus sp) tua
Hasil pengamatan
|
Literature
|
Foto
hasil pengamatan
|
|
Sayatan melintang batang bayam (Amaranthus
sp) tua
|
|||
o Nama preparat :
sayatan melintang batang bayam (Amaranthus sp) tua
o Nama Latin : bayam
o Nama Indonesia : bayam
o Nama daerah : bayam
o Reagen : air
o Perbesaran: 10x10
o Tanggal praktikum : 15 april 2011
|
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Super Divisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Sub Kelas: Hamamelidae
Ordo: Caryophyllales
Famili: Amaranthaceae
Genus: Amaranthus
Spesies: Amaranthus sp
|
||
Penjelasan:
Amaranthus sp
(bayam) merupakan tumbuhan dikotil. Dimana tumbuhan dikotil memiliki berkas
pembuluh yang teratur sedangkan pada hasil pengamatan di dapat bahwa berkas
pembuluh pada Amaranthus sp. Terlihat tersebar. Ini merupakan bentuk
anomali batang pada Amaranthus sp. Tipe dari berkas pembuluh Amaranthus
sp. Merupakan tipe kolateral terbuka yaitu antara xilem dan floem
terdapat kambium, akan tetapi pada hasil pengamatan tidak begitu jelas adanya
kambium
|
|||
b. Bayam (Amaranthus
sp) muda
Hasil
pengamatan
|
Literature
|
Foto
hasil pengamatan
|
|
Sayatan melintang batang bayam(Amaranthus
sp) muda
|
|||
o Nama preparat : sayatan melintang batang bayam (Amaranthus
sp) muda
o Nama Latin : Amaranthus sp
o Nama Indonesia : bayam
o Nama daerah : bayam
o Reagen : air
o Perbesaran :10x10
o Tanggal praktikum : 15 april 2011
|
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Super Divisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Sub Kelas: Hamamelidae
Ordo: Caryophyllales
Famili: Amaranthaceae
Genus: Amaranthus
Spesies: Amaranthus sp
|
||
Penjelasan:
Amaranthus sp
(bayam) merupakan tumbuhan dikotil. Dimana tumbuhan dikotil memiliki berkas
pembuluh yang teratur sedangkan pada hasil pengamatan di dapat bahwa berkas
pembuluh pada Amaranthus sp. Terlihat tersebar. Ini merupakan bentuk
anomali batang pada Amaranthus sp. Tipe dari berkas pembuluh Amaranthus
sp. Merupakan tipe kolateral terbuka yaitu antara xilem dan floem
terdapat kambium, akan tetapi pada hasil pengamatan tidak begitu jelas adanya
kambium
|
|||
VII.
Pertanyaan
dan Jawaban
Pertanyaan 1
1. Apakah
penyebaran ikatan pembuluh di bagian tengah dan tepi batang berbeda? Jelaskan
berdasarkan pengamatan anda!
2. Di
bagian mana saja anda menemukan sklerenkim?apa fungsi sklerenkim tersebut?
3. Apakah
anda dapat menemukan korteks? Bila ada jelaskan ciri-cirinys!
4. Apakah
anda menemukan parenkim interfesikuler? Bila ada, bagaimana keadaannya?
5. Dari
hasil pengamatan anda, buatlah suatu uraian singkat tentang batang jagung
sehingga dapat menggambarkan pola umum batang monokotil!
Jawaban
1. Berbeda, letak ikatan pembuluh tersebar dan tidak teratur pada
bagian tengah batang sedangkan
ikatan pembuluh lebih banyak dan lebih rapat pada bagian tepi batang.
2. Sklerenkim ditemukan disekeliling ikatan pembuluh baik xilem
maupun floem. Sklerenkim disini berfungsi sebagai pelindung dan memiliki sifat
elastis selain itu sklerenkim terdapat dibawah epidermis.
3. Ada, tetapi karena bagian tepi ikatan pembuluhnya banyak dan
lebih rapat sehingga antara korteks dan stele tidak dapat dibedakan.
4. Ya, letaknya berada diantara jaringan / ikatan pembuluh.
5. Ikatan pembuluh tersebar dan tidak teratur pada bagian batang, sklerenkim
berada dibawah epidermis dan disetiap keliling ikatan pembuluh. Sklerenkim
berfungsi sebagai pelindung pada ikatan pembuluh dan penyokong pada umumnya, korteks
dan stele tidak dapat dibedakan karena pada batang bagian tepi ikatan
pembuluhnya lebih banyak dan rapat. Ikatan pembuluhnya adalah kolateral
tertutup.
Pertanyaan 2
1.
Ada
berapa macam ikatan pembuluh pada batang Cucurbita?
2.
Jaringan/sel-sel apa saja yang membentuk
korteks?
3.
Apakah anda menemukan kambium vaskuler dan
kambium intervaskuler? Apa artinya keadaan yang demikian ini? Beri penjelasan
dengan menghubungkannya pada aktifitas kambium?
4.
Ada berapa berkas floem dalam satu ikatan
pembuluh ? bagaimana letak floem tersebut terhadap xilem?
5.
Bandingkan berkas ikatan pembuluh Cucurbita
dengan Aristolochia! Jelaskan perbedaannya!
6.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap berkas
floem, kira-kira bagaimana definisi tipe ikatan pembuluh pada Cucurbita?
Jawaban
1.
Ada, banyak
2.
Jaringan pembuluh, parenkim dan
kolenkim.
3.
Tidak ditemukan, artinya tidak
terjadi aktivitas cambium sehingga tidak terjadi pertumbuhan lateral.
4.
Banyak
5.
Ikatan pembuluh pada Cucurbita
adalah bikolateral seperti kolateral namun terdapat floem disebelah dalam xilem
sehingga ada floem eksternal dan internal Batang.
Pertanyaan 3
1. Ada
berapa lingkaran ikatan pembuluh pada batang muda Amaranthus dan ada berapa
lingkaran pembuluh pada batang dewasa?
2. Apakah
anda menemukan adanya penambahan jumlah lingkaran ikatan pembuluh?
3. Bila ada
penambahan jumlah ikatan pembuluh, menurut anda apakah ini akibat pertumbuhan
sekunder?
4. Bila hal
ini sebagai akibat pertumbuhan sekunder, bagaimanakah aktivitas kambium dalam
pertumbuhan sekunder pada Amaranthus?
5. Buatlah
satu uraian tentang pertumbuhan sekunder yang terjadi pada batang Amaranthus!
Jawaban
1. Lebih banyak dibatang muda
2. Ada
3. Ya
4. Pembuluh cambium membentuk kearah luar lebih banyak (floemnya
lebih banyak)
5. Pertumbuhan sekunder, pertumbuhan kearah luar membentuk floem
dan kearah dalam membentuk xilem
VIII.
Kesimpulan
Terdapat
perbedaan pada anatomi batang dikotil dan monokotil.
IX. SARAN :
Dalam laporan
praktikum ini mungkin hasil literature dan gambar pengamatan sedikit berbeda
ini dikarenakan beberapa hal, diantaranya:
a. Dalam memotret hasil praktikum, alat memotret
(kamera) yang digunakan kurang bagus
b. kurang fokusnya dalam mengamati preparat
c. mikroskop cahayanya yang kurang bagus (rusak)
d. kurang tipisnya dalam membuat preparat
Untuk itu diharapkan
dalam melakukan pengamatan, lakukanlah dengan teliti, usahakan amati preparat
dari perbesaran kecil ke besar, dan fokuskan preparat yang diamati ketika akan
di foto, sehingga hasil yang didapat adalah hasil yang bagus.
X.
Daftar Pustaka
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: Penerbit ITB.
Tim Dosen. 2010. Buku Petunjuk Praktikum Anatomi Tumbuhan. Bandung: Pendidikan.
Biologi Fak. Tarbiyah Dan Keguruan UIN SGD Bandung.
Tri Wahyu Agustina. 2010. Materi Pokok Ajar Anatomi Tumbuhan.
Bandung: Pendidikan Biologi Fak. Tarbiyah Dan Keguruan UIN SGD Bandung.
http://tedbio.multiply.com/journal/item/14/Struktur_Tumbuhan_
http://e-learning.um.ac.id/course/view.php?id=98
www.google.com