LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN
Tanggal
Praktikum : 15 April 2011
Jaringan Pembuluh
I.
Tujuan
Praktikum
1. Mempelajari
jaringan xilem dan floem pada Angiospermae (monokotil dan dikotil)
2. Mempelajari
susunan kayu pada Gymnospermae
3. Mengidentifikasi
struktur sel trakeid, noktah berhalaman, noktah telur, jaringan-jaringan
empulur.
II.
Rumusan
Pertanyaan Penelitian dan Hipotesis
Rumusan Pertanyaan
Adakah perbedaan jaringan pembuluh pada
monokotil dan dikotil?
Adakah perbedaan jaringan pembuluh Angiospermae
dan Gymnospermae?
Hipotesis
Pada jaringan
pembuluh dikotil dan monokotil terdapat perbedaan.begitu juga jaringan pembuluh
pada Gymnospermae dan Angiospermae.
III.
Teori
Dasar
JARINGAN PEMBULUH
Berkas pengangkut atau jaringan pembuluh pada tumbuhan
tersusun oleh jaringan xilem yang berfungsi sebagai saluran pengangkut air dan
zat-zat hara akar ke bagian tubuh yang lain, serta jaringan floem yang
berfungsi sebagai pengangkut hasil asimilasi dari daun ke tempat-tempat
penyimpan makanan cadangan dan bagian tubuh lainnya.
Sel-sel penyusun jaringan xilem berdinding tebal dan
keras karena telah mengalami lignifikasi (penebalan sekunder dengan zat
lignin), sedang sel-sel penyusun jaringan floem lebih lunak dan tipis, meskipun
telah mengalami pertumbuhan menebal sekunder dengan penebalan dinding dari
selulose. Xilem primer dibentuk oleh prokambium ujung batang dan akar, kemudian
mengalami diferensiasi menjadi protoxilem dan setelah dewasa terbentuk metaxilem.
Demikian pula floem primer, setelah mengalami diferensiasi menjadi protofloem
dan setelah dewasa terbentuk metafloem.
Tumbuhan yang mengalami pertumbuhan menebal sekunder,
yaitu anggota Gymnospermae, Dicotyledoneae dan Monocotyledoneae
tertentu (misalnya ordo Liliales), mempunyai kambium yang mampu menghasilkan baik
xilem sekunder maupun floem sekunder. Kedua jaringan sekunder tersebut membentuk
jaringan berkas pengangkut, sehingga jaringan berkas pengangkut tersusun oleh
unsur xilem dan floem.
1.
UNSUR XILEM
Xilem merupakan jaringan yang sangat kompleks, terdiri
dari unsur trakeal, serabut xilem dan parenkim kayu.
1.1. Unsur Trakeal atau Unsur Vasal
Terdiri dari 2 tipe,
yaitu :
a.
Trakeida
Bentuk sel umumnya memanjang dengan ujung meruncing.
Sel dewasa telah mati. Dinding sel tidak begitu tebal, tetapi keras karena
mengandung zat kayu (lignin). Pada dinding selnya terdapat banyak noktah
halaman. Ruang selnya relatif besar. Sel trakeida lebih panjang daripada sel
kambium (sel pembentuknya). Trakeida selalu dijumpai pada tumbuhan yang
mempunyai berkas pengangkut.
b.
Trakea
Trakea terdapat di bagian kayu hampir semua tumbuhan Angiospermae
kecuali beberapa anggota ordo Ranales. Tumbuhan Gymnospermae dan Pteridophyta
tidak mempunyai trakea. Sel-sel penyusun trakea umumnya telah mengalami
perforasi (berlubang) di kedua ujungnya, sehingga bentuk sel menjadi seperti
pipa atau tong. Bagian dinding trakea yang mengalami perforasi disebut lempeng perforasi,
yang biasanya terletak di ujung, tetapi kadang-kadang di dekat bagian ujung
atau di sebelah lateral. Perforasi ini kadang-kadang terdiri dari beberapa
lubang yang bervariasi. Bersamaan dengan terjadinya perforasi pada dinding sel
ini, protoplas mati. Dinding sel sel relatif tebal dan keras terdiri dari zat
lignin. Noktah kecil-kecil dan banyak. Ujung sel yang mengalami perforasi
sederhana kadang-kadang mempunyai tonjolan seperti ekor, selnya lebih pendek daripada
trakeida.
1.2.Serabut Xilem
Berupa sel yang panjang dengan ujung-ujung meruncing. Umumnya
berdinding tebal dengan noktah yang lebih sempit bila dibandingkan dengan
trakeida pada spesies yang sama. Dijumpai bentuk bentuk peralihan antara
trakeida dan serabut xilem, sehingga diduga serabut xilem ini berasal dari
trakeida yang mengalami perubahan.
1.3.Parenkim kayu
Sel-sel parenkim yang hidup, terdapat baik pada xilem
primer maupun sekunder. Sel-sel parenkim ini isinya bermacam-macam, terutama
makanan cadangan berupa tepung atau lemak. Kadang-kadang juga berisi tanin,
kristal dan zat-zat lain.Pada xilem sekunder, parenkim ini dijumpai dalam 2
bentuk, yaitu :
a.
Parenkim aksial, dibentuk oleh kambium
fusidorm bersama unsure trakeal dan serabut xilem.
b.
Parenkim penyusun
jari-jari empulur, yang biasanya tersusun dalam deretan, dibentuk oleh kambium
jari-jari empulur.
Parenkim aksial pada umumnya lebih pendek daripada
parenkim jari-jari empulur.
Berdasarkan bentuk dan letaknya, parenkim jari-jari
empulur dibedakan menjadi :
1.
Parenkim yang sumbu
panjangnya menurut arah vertikal atau sejajar sumbu batang, disebut sel
jari-jari empulur tegak.
2.
Parenkim yang sumbu panjangnya
menurut arah radial batang, disebut jari-jari empulur terlentang.
Karena adanya pembentukan parenkim dua arah tersebut,
maka pada penampang melintang akan tampak dua macam bentuk sel, yaitu bentuk
sel memanjang dan sel persegi. Baik sel parenkim aksial maupun sel parenkim jari-jari
empulur pada xilem sekunder umumnya tidak mengalami penebalan sekunder.
2.
UNSUR FLOEM
Unsur floem juga merupakan jaringan yang kompleks,
tersusun oleh sel-sel floem (sel dan buluh tapis), sel pengiring. Parenkim,
serabut dan sklereida. Sel sekresi kadang-kadang juga melekat pada jaringan
floem, misalnya saluran getah pada batang Hevea dan sel minyak pada
batang Cinnamomum.
2.1.Unsur Tapis atau Unsur Kribral
Unsur ini terdiri dari
2 jenis, yaitu :
a.
Sel Tapis
Berupa sel tunggal yang bentuknya memanjang, dengan
dinding lateral atau kadang-kadang ujungnya berbentuk tapisan, dijumpai pada
tumbuhan Pteridophyta dan Gymnospermae.
b.
Buluh Tapis
Terdapat pada tumbuhan Angiospermae, berupa
sederet sel yang tersusun longitudinal dan masing-masing sel menjadi anggota penyusun
buluh tapis tersebut. Sel bagian ujung membentuk lempeng tapis, yaitu bagian
dari dinding sel yang mempunyai sejumlah lubang, tempat benang-benang plasma
menghubungkan sel-sel itu satu sama lain. Sel tapis maupun sel buluh tapis
dewasa adalah sel hidup yang mempunyai inti. Pada kebanyakan tumbuhan Angiospermae,
sel buluh tapis berhubungan erat dengan sel pengiring, yaitu sel yang berinti,
berasal dari sel induk yang sama dengan buluh tapis itu dan melekat padanya. Bentuk
awal sel buluh tapis dan sel pengiring tidak dapat dibedakan kecuali ukurannya,
karena keduanya mempunyai inti dengan plasma yang pekat. Selama perkembangannya
sel-sel buluh tapis mengalami fusi yang tidak sempurna, sehingga dinding
sekatnya masih ada dan membentuk lubang-lubang seperti tapisan.
2.2.Sel Pengiring
Bila pertumbuhan telah berhenti, sekat antara sel-sel
buluh tapis yang serupa tapisan itu (dan disebut lempeng tapisan) akan tertutup
oleh sejenis karbohidrat yang jernih, disebut kalose. Kalose ini larut dalam larutan
basa.
Sel pengiring dan sel buluh tapis di dekatnya dibentuk
oleh sel induk yang sama, tetapi sel pengiring tetap hidup dengan plasma yang
pekat setelah buluh tapis memulai tugasnya. Bentuk sel pengiring silindris dan
penampangnya lebih kecil daripada sel buluh tapis. Diduga sel pengiring bersama
buluh tapis dan sel sekitarnya membentuk suatu sistem yang kompleks untuk
transportasi hasil-hasil metabolisme.
2.3.Serabut Floem
Serabut ini dijumpai baik pada fluem primer maupun
sekunder . Dinding selnya tebal, sering berlignin dengan noktah sederhana.
Sel-sel serabut floem panjang dengan ujung-ujung saling berhimpit. Serabut ini
sering berasal dari protoxilem yang mengadakan diferensiasi pada akhir perkembangannya.
2.4.Parenkim
Juga sel-sel parenkim dijumpai baik pada floem primer
maupun sekunder. Sel-selnya hidup, mempunyai dinding primer dengan noktah
halaman, berisi tepung, damar atau kristal. Sel-sel parenkim yang berisi kristal
dapat membentuk serabut atau ikatan serabut, terutama pada floem sekunder. Mungkin
parenkim ini mempunyai peranan fisiologi bersama buluh tapis dan kadang-kadang
parenkim ini mati bersama-sama buluh tapis di dekatnya.
2.5.Sklereida
Sklereida juga sering dijumpai melekat pada fluem,
misalnya pada kulit batang Quercus dan Cinnamomum.
Tipe Ikatan Pembuluh
Xilem dan floem bersatu
membentuk suatu ikatan pembuluh angkut, antara lain :
a.
Ikatan pembuluh kolateral
Adalah ikatan pembuluh yang tersusun dari Xilem dan floem
yang letaknya bersebelahan di dalam satu jari-jari. Xilem sebelah dalam dan floem
sebelah luar.
a)
kolateral tertutup :
bila Xilem dan floem tidak terdapat kambium. Misal pada batang monokotil.
b)
kolateral terbuka :
bila Xilem dan floem terdapat kambium. Misal pada batang dikotil.
b.
Ikatan pembuluh radial
Adalah ikatan pembuluh
dengan floem dan Xilem yang letaknya bersebelahan, tetapi tidak berada di dalam
jari-jari yang sama. Misal pada akar.
c.
Ikatan pembuluh konsentris
Adalah ikatan pembuluh yang Xilem dan floemnya berbentuk
cincin silindris.
a)
amfikribal :
letak Xilem di tengah dan di kelilingi floem
b)
amfivasial :
letak floem di tengah dan di kelilingi Xilem
d.
Ikatan pembuluh
bikolateral
Sama dengan kolateral tetapi floem terdapat di sisi luar dan
dalam.
IV.
Alat dan
bahan
Alat
|
Bahan
|
Mikrosoft cahaya
|
Batang bayam muda (Amaranthus sp)
|
Mikrosoft binokuler
|
Batang bayam tua (Amaranthus sp)
|
Kaca penutup
|
Batang pinus (Pinus merkusii)
|
Kaca preparat
|
Preparat Cucurbita reace (mentimun)
|
Silet
|
Preparat jagung (Zea mays)
|
Cutter
|
Air
|
Pipet
|
V.
Langkah Kerja
A.
Kegiatan
1
Pengamatan
pada preparat batang Zea mays (Monokotil)
1. Amati
preparat batang Zea mays dengan menggunakan mikroskop pada pembesaran rendah maupun
tinggi. Perhatikan hal-hal berikut:
a.
Bagian protoxilem dan metaxilem
b.
Sel-sel pembuluh kayu (trachea) yang berupa
pembuluh jala (besar), pembuluh cincin (sedang), dan pembuluh spiral (kecil)
c.
Jaringan floem dengan sel-sel pembuluh tapis
dan sel-sel penguatnya
d.
Sel-sel seludung sklerenkim didekat floem atau
mengelilingi berkas pembuluh. Rongga rexigen merupakan retakan akibat
membesarnya ikatan pembuluh.
2.
Lengkapi gambar yang telah tersedia pada bidang
gambar. Lakukan tugas sebagai berikut:
a.
Nyatakan penebalan dinding sel trachea dan
garis rangkap
b.
Gambarlah sel-sel epidermis dan jaringan floem
c.
Warnai sesuai warna yang tampak pada preparat
d. Lengkapi
keterangan gambarnya
B.
Kegiatan
2
Pengamatan
pada preparat sayatan melintang batang bayam muda (Amaranthus sp)
1.
Buatlah sayatan penampang melintang batang
bayam muda (Amaranthus sp), buat beberapa sayatan setipis mungkin
2.
Letakkan sayatan tersebut pada setetes reagen
diatas kaca objek ,kemudian tutup dengan kaca penutup
3.
Amati preparat segar yang telah anda buat
dengan mikroskop pada pembesaran rendah maupun tinggi. Perhatikan hal-hal
berikut:
a.
Letak berkas pembuluh
b.
Xilem dan floem dengan komponen-komponennya,
yaitu trachea, parenkim xilem, sklerenkim,sel pembuluh tapis, sel pengantar,
dan lain-lain.
c.
Struktur sel-sel kambium
d.
Kambium fasikular dan kambium interfasikular
e. Buatlah gambar penampang melintang batang
tersebut dan buatlah gambar detail satu ikatan pembuluh. Perhatikan hal-hal
pada poin 3.
C.
Kegiatan
3
Pengamatan
pada preparat sayatan melintang batang bayam tua (Amaranthus sp)
1.
Buatlah sayantan penampang melintang batang
bayam tua (Amaranthus sp), buat beberapa sayatan setipis mungkin
2.
Letakkan sayatan tersebut pada setetes reagen
diatas kaca objek ,kemudian tutup dengan kaca penutup
3.
Amati preparat segar yang telah anda buat
dengan mikroskop pada pembesaran rendah maupun tinggi. Perhatikan hal-hal
berikut:
a.
Letak xilem primer dan xilem sekunder
b.
Letak floem primer dan floem
c.
Kambium fasikular dan kambium interfasikular
4.
Buatlah gambar penampang melintang batang
tersebut dan buatlah gambar detail satu ikatan pembuluh. Perhatikan hal-hal
pada poin 3.
D.
Kegiatan
4
Pengamatan
jaringan xilem pada penampang melintang kayu Pinus
1.
Buatlah sayatan melintang kayu Pinus sp setipis
mungkin. Kemusian letakkan pada reagen air diatas kaca objek. Tutup dengan kaca
penutup dan amati dengan mikroskop
2.
Perhatikan struktur sel-sel trakeid, baik
bentuk maupun tebal sel dindingnya
3.
Perhatikan pula dalam tersebut hal-hal sebagai
berikut:
a.
Noktah berhalaman. Pada penampang melintang
bentuknya seperti ladam, sehingga sering disebut noktah ladam.
b.
Jari-jari empulur, berupa pita abu dan
memanjang dari empulur kea rah kulit. Pada jari-jari empulur terdapat sel
parenkim yang mengandung butir-butir tepung
c.
Saluran harsa (getah resin)
4.
Gambarlah penampang melintang kayu Pinus sp.
Dengan memperhatikan hal-hal seperti ada poin 2 dan 3.
5.
Gambarlah penebalan dinding sel trakeid dan
noktah berhalaman dengan garis rangkap
6.
warnai dan berilah keterangan dengan lengkap
E.
Kegiatan
5
Pengamatan
pada preparat Cucurbita reace
1.
Amati preparat Cucurbita reace dengan
menggunakan mikroskop pada pembesaran rendah maupun tinggi.
2.
Buatlah gambar penampang melintang batang
tersebut dan buatlah gambar detail satu ikatan pembuluh.
VI.
Hasil
Pengamatan
Hasil pengamatan
|
Literature
|
Foto
hasil pengamatan
|
|
|
|||
o Nama preparat :
Preparat Zea mays (jagung)
o Nama Latin : Zea mays
o Nama Indonesia : jagung
o Nama daerah : jagong
o Reagen : air
o Perbesaran 10x40
o Tanggal praktikum : 15 april 2011
|
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Super Divisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Sub Kelas: Commelinidae
Ordo: Poales
Famili: Poaceae
Genus: Zea
Spesies: Zea mays L.
|
||
Penjelasan:
Zea mays merupakan salah satu tumbuhan monokotil,
yang memiliki ciri khas berkas pembuluhnya yaitu tersebar dan biasanya tidak
beraturan atau tersebar. Pada pengamatan terhadap preparat batang Zea mays,
yang dapat teramati adalah ikatan pembuluhnya bertipe kolateral tertutup
dimana floem dan xilem berdampingan dan tidak dibatasi kambium. Teramati pula
bahwa xilem dikelilingi floem membentuk satu ikatan pembuluh
dan ikatan pembuluh tersebut tersebar tidak
beraturan disetiap bagian dalam batang.
|
|||
|
|
||
o Nama preparat :
sayatan melintang batang bayam (Amaranthus
sp) muda
o Nama Latin : Amaranthus sp
o Nama Indonesia : bayam
o Nama daerah : bayam
o Reagen : air
o Perbesaran :10x10
o Tanggal praktikum : 15 april 2011
|
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Super Divisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Sub Kelas: Hamamelidae
Ordo: Caryophyllales
Famili: Amaranthaceae
Genus: Amaranthus
Spesies: Amaranthus sp
|
||
Penjelasan:
Amaranthus sp (bayam) merupakan tumbuhan dikotil.
Dimana tumbuhan dikotil memiliki berkas pembuluh yang teratur sedangkan pada
hasil pengamatan di dapat bahwa berkas pembuluh pada Amaranthus sp. Terlihat
tersebar. Ini merupakan bentuk anomali batang pada Amaranthus sp. Tipe
dari berkas pembuluh Amaranthus sp. Merupakan tipe kolateral terbuka
yaitu antara xilem dan floem terdapat kambium, akan tetapi pada hasil
pengamatan tidak begitu jelas adanya kambium
|
|||
Sayatan melintang batang bayam (Amaranthus sp) tua
|
|
||
o Nama preparat :
sayatan melintang batang bayam (Amaranthus sp) tua
o Nama Latin : bayam
o Nama Indonesia : bayam
o Nama daerah : bayam
o Reagen : air
o Perbesaran: 10x10
o Tanggal praktikum : 15 april 2011
|
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Super Divisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Sub Kelas: Hamamelidae
Ordo: Caryophyllales
Famili: Amaranthaceae
Genus: Amaranthus
Spesies: Amaranthus sp
|
||
Penjelasan:
Amaranthus sp (bayam) merupakan tumbuhan dikotil.
Dimana tumbuhan dikotil memiliki berkas pembuluh yang teratur sedangkan pada
hasil pengamatan di dapat bahwa berkas pembuluh pada Amaranthus sp.
Terlihat tersebar. Ini merupakan bentuk anomali batang pada Amaranthus sp.
Tipe dari berkas pembuluh Amaranthus sp. Merupakan tipe kolateral
terbuka yaitu antara xilem dan floem terdapat kambium, akan tetapi pada hasil
pengamatan tidak begitu jelas adanya cambium
|
|||
|
sayatan melintang batang pinus (Pinus
merkusii)
|
|
|
o Nama preparat :
sayatan melintang batang pinus (Pinus merkusii)
o Nama Latin : Pinus merkusii
o Nama Indonesia : pinus
o Nama daerah : pinus
o Reagen : air
o Perbesaran :10x4
o Tanggal praktikum : 15 april 2011
|
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Super Divisi: Spermatophyta
Divisi: Coniferophyta
Kelas: Pinopsida
Ordo: Pinales
Famili: Pinaceae
Genus: Pinus
Spesies:Pinus
merkusii
|
||
Penjelasan:
Pinus merupakan tumbuhan Gymnospermae
dimana pada pinus ini memiliki sesuatu yang khas yaitu adanya saluran resin.
Namun Pada pengamatan preparat melintang batang pinus (Pinus merkusii)
ini tidak terlihat adanya saluran
resin tersebut. mungkin bisa
disebabkan karena preparat yang kurang tipis.
|
|||
|
|
||
o Nama preparat :
preparat Cucurbitaceae
o Nama Latin : Cucurbita sp
o Nama Indonesia : Mentimun
o Nama daerah : bonteng (sunda)
o Reagen : air
o Perbesaran :
o Tanggal praktikum : 15 april 2011
|
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Super Divisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: -
Sub Kelas: -
Ordo: Cucurbitales
Famili: Cucurbitaceae
Genus: Cucurbita
Spesies:Cucurbita sp.
|
||
Penjelasan:
ikatan pembuluh pada Cucurbita
adalah bikolateral. Seperti kolateral, namun letak floem disebelah dalam
xylem.
|
|||
VII. Pertanyaan Diskusi
Pertanyaan 1
1.
Bagaimanakah susunan xilem dan floem pada kayu Pinus
sp?
2.
Dimanakah terdapatnya noktah berhalaman? Apakah
fungsi noktah tersebut?
3.
Bagaimanakah arah pembentukan jari-jari empulur
? darimanakah asalnya? Berapa lapisan
sel parenkim dalam setiap jari-jari empulur?
4.
Apakah noktah telur itu? Bagaimana cara
pembentukannya?
Pertanyaan 1
1.
Dari hasil pengamatan untuk
jaringan pembuluh tidak begitu jelas bagaimana susunan antara xilem dan floem
2.
-
3.
-
4.
-
Pertanyaan 2
1.
Apakah tipe ikatan pembuluh pada batang jagung?
2.
Apakah tipe ikatan pembuluh pada batang bayam (Amaranthus
sp.)?
3.
Apakah yang dimaksud dengan prooxilem dan
metaxilem? Dimanakah keduanya?
4.
Apa fungsi Kambium?
5.
Dibangun oleh sel-sel apa kambium itu?sebutkan
ciri-ciri tersebut!
6.
Bagaimanakah pembentukan xilem dan floem primer
dan sekunder?
Jawaban pertanyaan
Pertanyaan 2
1.
Pada batang jagung, tipe berkas pembuluhnya adalah tipe
kolateral tertutup karena antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium.
2.
Pada batang bayam (Amaranthus sp), tipe berkas
pembuluhnya adalah tipe kolateral terbuka. Karena antara xilem dan floem
terdapat kambium.
3.
Protoxilem berdiferensiasi
dalam bagian tubuh (tumbuhan) primer yang belum selesai pertumbuhan dan
diferensiasinya. Protoxilem pada batang muda atau pucuk. Metaxilem dibentuk
pada tubuh primer yang masih sedang tumbuh, namun menjadi dewasa terutama
sesudah pemanjangan sel di bagian tubuh itu sendiri. Metaxilem pada batang
dewasa.
4.
Berfungsi :
o
Membentuk jari-jari empulur
baru
o
Aktivitas terbatas dari
kambium mengakibatkan berkas tersebut terbentuk tiang yang berkayu atau jala
berkayu
5.
Kambium merupakan meristem
lateral karena berada di daerah lateral akar dan batang. Daerah kambium berupa
silinder yang berlapis banyak dan pada penampang melintang membentuk cincin
yang kontinyu. Pada saat aktif, kambium terdiri dari banyak lapisan sel namun
pada saat istirahat hanya ada satu lapisan
6.
pembentukan xilem dan floem primer dan
sekunder:
a.
Xilem primer : jaringan pembuluh
primer berdiferensiasi ketika tubuh
primer dibentuk dan jaringan yang menghasilkannya adalah prokambium.
b.
Xilem sekunder : xilem sekunder
terdiri dari protoxilem yang lebih dahulu selesai pembentukannya serta
pendewasaannya selesai kemudian kambium pada sejumlah yang besar tumbuhan
terdapat jaringan pembuluh menghasilkan pembuluh sekunder, xilem yang
dihasilkannya disebut xilem sekunder atau kayu.
c.
Floem primer : floem primer
berkembang dari prokambium.
d.
Floem sekunder : floem sekunder
berkembang dari kambium pembuluh.
VIII. KESIMPULAN
o
Terdapat perbedaan jaringan pembuluh pada monokotil dan
dikotil
o Terdapat perbedaan
jaringan pembuluh pada Angiospermae dan Gymnospermae
IX.
SARAN :
Dalam laporan
praktikum ini mungkin hasil literature dan gambar pengamatan sedikit berbeda
ini dikarenakan beberapa hal, diantaranya:
a. Dalam memotret gambar hasil praktikum, alat memotret
(kamera) yang digunakan yang kurang
bagus
b. kurang fokusnya dalam mengamati preparat
c. mikroskop cahayanya yang kurang bagus (rusak)
d. kurang tipisnya dalam membuat preparat
Untuk itu diharapkan
dalam melakukan pengamatan, lakukanlah dengan teliti, usahakan amati preparat
dari perbesaran kecil ke besar, dan fokuskan preparat yang diamati ketika akan
di foto, sehingga hasil yang didapat adalah hasil yang bagus.
X.
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayat, B. Estiti. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbji.
ITB;
bandung
Tim Dosen. 2010. Buku
Petunjuk Praktikum Anatomi Tumbuhan. Bandung: Pendidikan. Biologi Fak.
Tarbiyah Dan Keguruan UIN SGD Bandung.
Tri Wahyu Agustina. 2010. Materi
Pokok Ajar Anatomi Tumbuhan. Bandung: Pendidikan Biologi Fak. Tarbiyah Dan
Keguruan UIN SGD Bandung
http://tedbio.multiply.com/journal/item/14/Struktur_Tumbuhan_
www.google.com
www.plantamor.com